Header Ads

Demi Pesugihan pria ini rela Bunuh Ibu dan Istrinya


Hari Raya Idul Adha satu hari setelahnya warga Desa Pesalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, digegerkan dengan teriakan histeris dari rumah Agus, 38, pada Sabtu malam (2/9). Warga yang terkejut pun mendatangi asal suara itu.

Diduga suara tersebut dari anak-anak atau Rawiyah, istri Agus. Hanya saja warga malam itu terpaksa mendobrak pintu rumah Agus karena ada merasa yang aneh. Ternyata saat didobrak didapati Agus sedang memang pisau berlumuran darah.

Suasana lebih mencekam lagi ketika warga mendapati ibu kandung dan istri Agus sudah dalam kondisi meninggal. Empat orang lainnya di dalam rumah tersebut juga luka parah.


Sejumlah saksi menuturkan, peristiwa itu diketahui warga sekitar pukul 23.30. Di tengah keheningan malam kala itu, tiba-tiba terdengar teriakan histeris dari rumah pasangan suami istri Reni, 35, dan Lili Suhada, 35. Sontak, warga mendatangi sumber suara. Tapi, semua pintu rumah itu terkunci rapat.

Teriakan histeris yang makin menjadi-jadi membuat warga sepakat untuk mendobrak pintu. Saat pintu berhasil didobrak, yang muncul justru Agus. Dia tampak memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Agus bahkan hendak menyerang warga. Beruntung, warga bisa mengepung dan meringkusnya.

Setelah Agus diringkus, giliran warga yang berteriak histeris. Saat masuk ke dalam rumah, mereka melihat darah berceceran di mana-mana. Dua orang bahkan sudah terbujur kaku tak bernyawa. Yakni, ibu kandung Agus bernama Sumarni, 64, dan istri Agus sendiri, Rawiyah, 33.

Empat korban lainnya masih tampak bergerak dalam kondisi luka. Mereka adalah dua anak Agus, masing-masing Guntur, 3, dan Eka Galuh Saputra, 5. Dua lainnya adalah Reni dan Lili Suhada. Reni adalah kakak kandung korban tewas Rawiyah. Selama ini Agus dan Rawiyah memang numpang tinggal di rumah Reni dan Lili.

Dua korban meninggal mengalami luka parah di bagian dada. Sementara itu, para korban yang dilarikan ke rumah sakit rata-rata mengalami luka tusuk di bagian perut. Mereka kini masih menjalani perawatan intensif di RS Mitra Plumbon.

Warga setempat, Yono Maryono, mengaku sempat nongkrong tak jauh dari rumah Agus pada malam itu. Sekitar pukul 22.00, kata Yono, tak ada tanda-tanda keributan dari dalam rumah. Hingga akhirnya, ketika malam kian larut, sekitar pukul 23.30, suara histeris dari dalam rumah membuatnya terkejut. “Saya dan warga lainnya langsung coba masuk, tapi pintu terkunci. Saat warga makin banyak, akhirnya kami dobrak pintunya,” cerita Yono.

Yono sudah curiga dengan gelagat Agus. Tiga hari sebelumnya, lanjut Yono, Agus sering membawa pisau. Bahkan, dia mengasah pisau itu tak jauh dari rumahnya. Pisau itulah yang ternyata digunakan Agus untuk menghabisi keluarganya. Soal motif, Yono mengaku tak tahu. “Biar keluarganya atau pihak kepolisian yang menjelaskan,” kata Yono di lokasi kejadian Minggu siang (4/9).

Agus sendiri sudah ditahan di Mapolres Cirebon. Polisi menyita pisau dan sejumlah barang bukti lainnya. Di antaranya, sebuah catatan amalan pesugihan. Untuk sementara, polisi menduga Agus kerasukan karena ingin mengamalkan amalan pesugihan tersebut.

Apalagi, saat diinterogasi, Agus tak banyak bicara. Kata-kata yang diucapkan pun hampir tak bisa dipahami polisi.

“Seperti orang mengigau. Kami untuk sementara menduga pelaku seperti kerasukan karena ingin mengamalkan ilmu pesugihan itu. Itu sementara ya. Masih terus kita dalami,” terang Wakapolres Cirebon Kompol Wadi Sabani.

Wadi membenarkan bahwa pihaknya sudah memeriksa keluarga Agus. Hasilnya, dalam tiga hari terakhir, Agus diketahui seperti orang kebingungan. Bahkan, Agus sempat mogok makan selama tiga hari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.