Hebohhhh Tujuh Santri Asal Pekalongan nyasaHebohhhh ke Tegal,,, ternyata ini Penyebabnya...
Pekalongan - Tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Sibyan, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang nekat kabur pada Minggu, 10 September 2017, kini telah dipulangkan ke rumah orangtuanya masing-masing.
Pihak Ponpes membenarkan jika tujuh santrinya pulang tanpa izin hingga akhirnya tersasar ke Tegal. Namun, pengurus enggan menjelaskan alasan terkait kaburnya ketujuh santri cilik itu.
Sebelumnya, beberapa santri yang kabur mengaku mendapat perlakuan kasar dan sering dimintai uang oleh seniornya di Ponpes. Atas pengakuan itu, sejumlah polisi yang dipimpin Kapolsek Kedungwuni mendatangi ponpes tersebut.
"Mendapat laporan dari Polres Tegal Kota, kami langsung datang ke Ponpes Hidayatul Sibyan untuk melakukan tindak lanjut," ucap Kapolsek Kedungwuni AKP Kalung Muktiana, Selasa (12/9/2017).
Berdasarkan hal itu, Kapolsek memastikan belum adanya unsur kekerasan yang melatari kaburnya beberapa santri cilik itu. Masalah tersebut dinilainya masih dalam taraf wajar.
BACA JUGA
Kabur hingga Nyasar ke Kota Tegal, 7 Santri Ponpes Menangis
Coba Kelabui Petugas, 3 Warga Aceh Telan Sabu Berbungkus Kondom
Paus Kawin Jadi Tontonan Warga Gunungkidul
"Sebenarnya tidak ada, dan yang ada mungkin, hanya anak-anak yang mungkin saling meminta jajan atau meminta uang untuk beli jajan. Jadi itu bukan berarti bentuk kekerasan dan memang belum ada indikasi sama sekali sampai ke arah sana," kata dia.
Tak lama berselang, para pengurus berhasil menghubungi orangtua para santri. Lima orang dijemput lebih dulu oleh orangtua masing-masing di SPK Polres Tegal, sedangkan dua lainnya sempat menunggu lebih lama karena menunggu jemputan orangtua dari Banjarnegara.
Sebelumnya, tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Sibyan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kabur dari tempatnya menimba ilmu, Minggu, 10 September 2017, sekitar pukul 09.00 WIB.
Mereka mengaku nekat kabur dari Ponpes karena kerap kali dijahili dan dimintai uang oleh kakak kelasnya. Ketujuh santri yang kabur dari Ponpes itu masih berusia 7 hingga 11 tahun. Bermodal uang Rp 20 ribu mereka kabur dengan naik angkutan bus hingga nyasar ke Kota Tegal.
Ketujuh santri itu, yakni Muhamad Farel Mesi (11), Muhamad Zaenul Arifin Rohmani (10), Fadlan Niam (9), Dwi Ramadani (9), Arjo Aksanal Qirom (10), Moh Sabit Inam Ariya (10), dan Inayatul Maula (7).
Saat ditemukan pertama kali oleh warga, ketujuh santri itu menangis di pinggir jalan Pantura Martoloyo Kota Tegal atau di depan gardu masuk objek wisata Pantai Alam Indah (PAI).
Warga yang merasa iba menitipkan mereka ke Mapolresta Tegal sembari menunggu diantarkan pulang ke rumahnya masing-masing. Anak-anak itu mengaku berasal dari Adiwerna, Slawi, hingga Banjarnegara.
Pihak Ponpes membenarkan jika tujuh santrinya pulang tanpa izin hingga akhirnya tersasar ke Tegal. Namun, pengurus enggan menjelaskan alasan terkait kaburnya ketujuh santri cilik itu.
Sebelumnya, beberapa santri yang kabur mengaku mendapat perlakuan kasar dan sering dimintai uang oleh seniornya di Ponpes. Atas pengakuan itu, sejumlah polisi yang dipimpin Kapolsek Kedungwuni mendatangi ponpes tersebut.
"Mendapat laporan dari Polres Tegal Kota, kami langsung datang ke Ponpes Hidayatul Sibyan untuk melakukan tindak lanjut," ucap Kapolsek Kedungwuni AKP Kalung Muktiana, Selasa (12/9/2017).
Berdasarkan hal itu, Kapolsek memastikan belum adanya unsur kekerasan yang melatari kaburnya beberapa santri cilik itu. Masalah tersebut dinilainya masih dalam taraf wajar.
BACA JUGA
Kabur hingga Nyasar ke Kota Tegal, 7 Santri Ponpes Menangis
Coba Kelabui Petugas, 3 Warga Aceh Telan Sabu Berbungkus Kondom
Paus Kawin Jadi Tontonan Warga Gunungkidul
"Sebenarnya tidak ada, dan yang ada mungkin, hanya anak-anak yang mungkin saling meminta jajan atau meminta uang untuk beli jajan. Jadi itu bukan berarti bentuk kekerasan dan memang belum ada indikasi sama sekali sampai ke arah sana," kata dia.
Tak lama berselang, para pengurus berhasil menghubungi orangtua para santri. Lima orang dijemput lebih dulu oleh orangtua masing-masing di SPK Polres Tegal, sedangkan dua lainnya sempat menunggu lebih lama karena menunggu jemputan orangtua dari Banjarnegara.
Sebelumnya, tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Sibyan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kabur dari tempatnya menimba ilmu, Minggu, 10 September 2017, sekitar pukul 09.00 WIB.
Mereka mengaku nekat kabur dari Ponpes karena kerap kali dijahili dan dimintai uang oleh kakak kelasnya. Ketujuh santri yang kabur dari Ponpes itu masih berusia 7 hingga 11 tahun. Bermodal uang Rp 20 ribu mereka kabur dengan naik angkutan bus hingga nyasar ke Kota Tegal.
Ketujuh santri itu, yakni Muhamad Farel Mesi (11), Muhamad Zaenul Arifin Rohmani (10), Fadlan Niam (9), Dwi Ramadani (9), Arjo Aksanal Qirom (10), Moh Sabit Inam Ariya (10), dan Inayatul Maula (7).
Saat ditemukan pertama kali oleh warga, ketujuh santri itu menangis di pinggir jalan Pantura Martoloyo Kota Tegal atau di depan gardu masuk objek wisata Pantai Alam Indah (PAI).
Warga yang merasa iba menitipkan mereka ke Mapolresta Tegal sembari menunggu diantarkan pulang ke rumahnya masing-masing. Anak-anak itu mengaku berasal dari Adiwerna, Slawi, hingga Banjarnegara.
Tidak ada komentar